new ways to contribute

wow, this is new, proud of you guys lads..
Your report is not the thing that matters, it is the changing ways of voicing le voix du peuple that matters, this is exactly what to do, discussion is always a better solution.
Let's discriminate our self than non-intellectuals, and preman wannabe!

6 comments:

Anonymous said...

gue link d blog g di. nice!

Anonymous said...

Menurut loe, selama ini dari 1997 keats tidak pernah melakukan hal ini? Memberikan saran dengan langsung ke pemerintah ? berapa banyak blue print, hasil analisis yang telah diserahkan ke DPR waktu itu.

Pilihan untuk akhirnya melakukan aksi di jalan karena cara-cara yang lain udah mentok.

Come on..There is nothing new with this stuff.

Do not be that naive.

Tabik

Ado

Rajawali Muda said...

I said it my post,the report is not very important,it's the mindset of so called mahasiswa.

Hahaha..aksi ke jalan? I am not trying to be naive, those who are burning stuffs to get what they want are indeed naive and absolutely absurd. and you think these guys are worthed enough to be called mahasiswa?

Anonymous said...

1. You think that the action of "mahasiswa" giving policiy recommendation to the gov is symbols of new mindset? There is nothing new with that mindset.

Academically speaking, I will not agree with your statement, unless you give me evidence that this so-called policy recommendation and dialogue is indeed never happened before, thus new mindset. Just give evidence to support your arguments.

2.

Another claim. hehehehe. Please give me your definition of mahasiswa?

Apakah orang yang cuma pantas di panggil mahasiswa adalah orang yang cuma diskusi di kampus? Cuma orang-orang yang belajar di kampus, lalu ke mall, dan balik ke kos?

Keputusan untuk turun ke jalan juga di dahului oleh diskusi lho. Aksi itu adalah buah dari proses diskursus. Terlalu naive untuk menganggap bahwa tidak ada proses diskusi di gerakan mahasiswa.

Bedakan tindakan tindakan demo ke jalan dengan tindakan bakar bakar di jalan. Itu bukan hal yang sama.Tidak semua demo kok yang berakhiran dengan bakar bakaran. Jika sebagian dari A adalah B. Makanya ketika B salah, bukan berarti semua A juga ikut salah. Simply logics.

Pembakaran memang salah, tetapi kemudian menyamakan demonstrasi dengan pembakaran dan menyebut orang-orangnya non-intelectual sama aja salahnya.


Kalo gitu, orang orang yang dari dulu demo ke jalan tidak pantas disebut mahasiswa atau "intektual"? Tell that to Djatun, Sjahrir, Ape, Rizal, Padang Wicaksono, Ali Shariati, or student activists in Paris. Wait, they are not preman. They are Intellectuals. I give a counter example. Just by giving these counter examples, your theory is not hold anymore. (one way to proof one theory is to find counterexample :))

You surely known that they are already get PhD or in process doing PhD or at least having a master degree from a very good university (KSG Harvard, Tokyo University, etc)

Atau mungkin loe pernah melakukan inferensial atas demo dan aktivis selama ini.? Jika pernah, mungkin itu bisa jadi bukti pendukungmu :). Loe mungkin bisa buktikan bahwa ternyata statement : aktivis mahasiwa itu ends up being preman tidak bisa di tolak.

Just my two cents.

Tabik

Ado

Rajawali Muda said...

jangan nyamain djatun,syahrir,atau orang orang pendemo dulu ama demo mahasiswa sekarang (I mean Demo bakar bakaran),gue kebetulan kenal ama ape. mungkin memang bahasa gua gak berkenan buat loe, yang gua sebut mahasiswa preman dan non intelektual itu memang yang bakar bakaran, lempar lemparan dan lain lain, harusnya lo dah ngerti karena lo komen di tulisan gua yang lain (segurat pena) ,Jadi memang pengertian lo beda ama tulisan gua, atau lo belum mengerti?

Gua justru pengen diferensiasi modus gerakan, mana yang preman, mana yang hasil diskusi. Gua gak menolak aksi mahasiswa,yang bener bener diskusi, yang gak akan lempar lempar bom molotov,(atau lo milih lempar bom molotov itu juga hasil diskusi? LOL)

sekarang lo malah minta gua buktiin itu (diskusi dan report)ga pernah dikerjain,seakan akan gua nuduh semua mahasiswa (dari jaman dulu hingga sekarang/generalisasi) itu preman?

tolong baca komen gua lebih jernih,ini kok malah melebar melebar ke ape,syahrir dan siapa pun itu yang lo sebut.

silahkan aja tanya ama djatun, atau ape lah yang lebih aksesibel,dia sebut mahasiswa kah yang bakar bakaran? mereka setuju gak ama aksi orang orang yang lo sebut mahasiswa itu? Lo sendiri bilang mereka salah, tapi komen lo seakan akan menunjuk gua yang justru generalisasi definisi mahasiswa atau gue monopoli definisi mahasiswa? yang jelas gua anti dengan demo membakar,bom molotov dan ngerubuhin pager.

atau mungkin loe sebut itu representasi mahasiswa atau aktivis?

kalo iya, loe ama gua gak ada titik temu gitu aja, so simple do.

tabik juga

thanks for coming anyway.

Anonymous said...

selama jadi mahasiswa dan bahkan siswa gue beberapa kali turun ke jalan. tapi biasanya gue cuman ngerti tentang mengapa kami turun ke jalan dari sebuah kalimat, phrase atau paling banyak juga satu dua paragraf hasil penjelasan 'bos demo'.

apakah gue pernah tahu bos demo gue dulu mendahului demo dengan diskusi atau tidak? jawab nya gue gak tau. and i would bet hundreds of my others friends who went with me also didnt know. lah wong some of them juga ikut turun diajakin gue..hehe.

mangkanya buat gue ini hal baru siy.

i just finished my master degree, but i do have within me non intellectuals and preman factors. most of us have it, a little bit or more. and i am trying hard to discriminate it from other factors i need to be the person i wana be.

rajawalimuda's opinion is only few sentences. too few for anyone to have long debate on it, without involving prejudice.

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger | Blue Business Blogger