Poltak Hotradero : Ada apa dengan PIGS countries
Tulisan ini dimuat di Harian Bisnis Indonesia Edisi 15 Februari 2009
Ada Apa Dengan PIGS?
Volatilitas tinggi di pasar uang global masih akan berlangsung
Dua pekan lalu pasar modal dunia mengalami guncangan hebat. Bursa Asia yang sebelumnya terpengaruh oleh pengetatan likuiditas di China dan India kembali berhadapan dengan perkembangan global yang berasal dari Eropa.
Semua ini adalah lanjutan dari krisis di Yunani yang telah berlangsung sejak Desember lalu, dan saat ini melebar ke Portugal dan Spanyol, dan diperkirakan masih akan berlanjut hingga ke Italia ataupun Irlandia. Dari rangkaian inilah muncul istilah PIGS (Portugal, Italy/Ireland, Greece, Spain). Pendeknya, pasar modal dunia terseret oleh PIGS.
Mata uang euro yang semula dianggap sebagai safe haven mulai pudar reputasinya. Dolar pun beranjak menguat kendati fundamental ekonomi Amerika masih lemah. Efek dari hal ini bersifat negatif terhadap instrumen investasi global, karena kenaikan harga instrumen global selama setahun terakhir ini banyak berasal dari aksi carry trade.
Dalam skema carry trade, spekulator melakukan short pada instrumen dengan imbal hasil rendah (seperti USD) sekaligus mengambil posisi long pada instrumen dengan potensi imbal hasil tinggi semisal saham di emerging markets dan komoditas.
Ketika mata uang yang mengalami posisi short menguat, maka spekulan membalik posisi dengan melakukan carry trade unwinding, di mana saham dan komoditas dijual dan posisi short dinetralkan dengan cara mengambil posisi long.
Akar masalah
Lalu, apa yang menyebabkan Euro melemah? Akar masalah terletak pada konsekuensi penghentian Quantitative Easing (QE) oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada Desember 2009 lalu.
QE adalah usaha bank sentral menstimulasi ekonomi dengan cara melonggarkan kriteria kredit bagi korporasi dan lembaga keuangan. Dengan cara ini, Bank Sentral akan membeli ataupun menerima gadai surat-surat berharga pasar uang dari rating lebih rendah. Untuk kasus Eropa, rating minimal untuk memperoleh pinjaman jangka pendek telah diturunkan menjadi BBB dari semula rating A-.
Sebagai akibatnya, Yunani yang menjadi salah satu negara pengguna mata uang Euro (negara Eurozone) dengan peringkat utang terendah (yaitu BBB), menerbitkan surat utang jangka pendek sebanyak-banyaknya. Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan akibat selisih bunga yang tinggi antara surat utang Yunani dan tingkat bunga repo ECB.
Masalah serius muncul saat berakhirnya skema QE. ECB mengetatkan kembali kriteria surat utang yang boleh digunakan untuk transaksi repo. Sialnya, hal ini terjadi bersamaan dengan dua perkembangan penting di Yunani, yaitu peningkatan defisit anggaran pemerintah dan dibukanya penyelidikan atas manipulasi data ekonomi oleh Yunani saat mengajukan diri menjadi anggota Eurozone pada 2002.
Hal itulah yang mendorong terjadinya krisis mini terhadap surat utang Yunani tepat sebulan setelah program QE ECB berakhir pada Desember 2009.
Berhenti sampai di situ? Ternyata tidak. Perhatian pasar uang global bergeser ke negara-negara Eurozone lain yang berpotensi mengalami masalah dalam pendanaan, terkait dengan tingginya defisit anggaran serta tingkat utang terhadap PDB. Dari kriteria lanjutan inilah negara-negara seperti Portugal, Spanyol, Italia dan Irlandia masuk dalam daftar pantau investor global.
Negara-negara dalam PIGS dikenal memiliki defisit anggaran yang lebar dan posisi utang terhadap PDB yang tinggi. Kesepakatan Maastricht yang dijadikan acuan keanggotaan Eurozone memang mengisyaratkan angka defisit maksimum sebesar 3% dan rasio utang terhadap PDB sebesar 60%, namun akibat krisis ekonomi global, diberikan kelonggaran temporer bagi negara-negara Eurozone selama 3 tahun sejak pelanggaran besaran defisit maupun utang.
Masalahnya, tenggat waktu bagi Yunani untuk menekan defisit dan utang adalah tahun 2010 ini. Mengapa secepat itu? Karena bahkan sebelum krisis global berkecamuk Yunani telah melanggar batas kesepakatan Maastricht.
Melihat postur anggaran Yunani tahun ini dan tahun depan, pengetatan defisit dan utang akan sulit sekali terwujud dan terdapat kemungkinan Yunani harus menghadapi sanksi dengan kemungkinan terburuk dipaksa keluar dari keanggotaan Eurozone. Untuk mencegah hal tersebut, usulan agar Yunani meminta bantuan darurat dari IMF telah diwacanakan. Langkah ini dilakukan setelah rencana meminta pinjaman dari China gagal terwujud.
Di dalam Eurozone sendiri terdapat masalah lanjutan, di mana kegagalan dalam mendisiplinkan Yunani akan berkonsekuensi buruk, mengingat hampir seluruh negara Eurozone mengalami pelebaran defisit anggaran sebagai konsekuensi dari penanganan krisis, sehingga tambahan volume utang yang meningkat dapat meningkatkan risiko kegagalan pembayaran (default). Secara empiris, risiko ini meningkat tajam pada negara dengan posisi utang terhadap PDB sekitar 100%. Bila terjadi default, maka efeknya akan menyebar ke seluruh Eurozone.
Hubungan dagang dan transaksi intra Eurozone yang mencapai lebih 70% volume perdagangan, juga membawa konsekuensi pelemahan di salah satu negara anggota berpotensi negatif terhadap ekonomi negara lain lewat transmisi melemahnya angka penjualan bagi korporasi di wilayah Eurozone. Konsekuensinya, potensi penerimaan pajak dapat terganggu dan semakin menyulitkan usaha pemulihan ekonomi Eropa.
Risiko ke depan adalah perlambatan ekonomi dari kawasan Eropa dapat mengganggu pemulihan ekonomi global. Padahal tekanan di sektor keuangan publik masih akan berlanjut, di mana konsultan McKinsey Global mencatat bahwa berbagai pemerintah di dunia secara kumulatif menerbitkan sekitar US$ 3 triliun surat utang baru hanya untuk tahun ini saja.
Dampak ke Indonesia
Menyaksikan betapa sensitifnya dunia terhadap gejolak finansial PIGS, maka negara-negara ekonomi berkembang dan terlebih Indonesia, tentu harus bersikap waspada. Berakhirnya QE oleh Bank of England pada Februari 2010, serta berakhirnya QE oleh The Fed pada bulan Maret 2010 mengisyaratkan bahwa volatilitas tinggi di pasar uang global masih akan berlangsung.
Beruntunglah Indonesia yang secara tepat menerbitkan Global Bond senilai US$2 miliar pada awal Januari 2010 pada saat volatilitas dan tingkat suku bunga masih relatif rendah. Dibantu oleh postur defisit anggaran Indonesia yang lebih rendah daripada tahun 2009 serta posisi utang pemerintah terhadap PDB di bawah 30%, maka posisi Indonesia jauh lebih baik dibanding dengan kebanyakan negara maju dan negara berkembang. Hal itu yang harus terus dipertahankan.
Namun begitu, kewaspadaan finansial masih harus terus dipelihara, mengingat imbas eksternal dari pergerakan nilai tukar, harga komoditas, serta arus investasi global-masih akan berlangsung setidaknya hingga akhir semester pertama tahun 2010 ini. Kita tidak bisa lagi hanya bergantung pada keberuntungan.
7:30 PM | | 4 Comments
Poltak Hotradero : yunani crisis note
Berikut adalah Serial Twits yg saya tuliskan di @hotradero minggu lalu yg isinya menjelaskan tentang apa yang terjadi dalam krisis keuangan Yunani:
01. Masalah bermula saat krisis, di mana Bank Sentral Eropa (ECB) melonggarkan kriteria Bond yg bisa diterima ECB untuk jaminan kredit
02. Pelonggaran kriteria Bond utk kolateral ini disebut Quantitative Easing (QE). Tujuannya agr bank kmbli menyalurkan kredit. Ekonomi jalan
03. Bukan cuma ECB yg melakukan QE, melainkan jg Bank Sentral Inggris, Bank Sentral Jepang, dan Federal Reserve sbg Bank Sentral Amerika
04. Di Eurozone (negara pengguna Euro) negara dg rating Bond terendah adlh Yunani, maka Bank rebutan membeli Bond Yunani. Mengapa?
05. Karena rating rendah memberikan bunga tinggi (& sebaliknya). Bank memanfaatkan selisih tingkat bunga itu demi meningkatkan laba
06. Akibat tingginya permintaan, maka Pemerintah Yunani menerbitkan surat utang sebanyak2nya. Aji mumpung. Harusnya utk stimulus saja
07. Konsekuensinya, Utang Yunani thd PDB meningkat drastis. Di atas 100%. Defisit budget Yunani pun naik krn pengeluaran naik tajam
08. Akhir 2009 EuroStat (kantor statistik Eropa) menemukan bhw Yunani menyembunyikan defisitnya. Harusnya Yunani tdk lolos ikut Euro
09. Saat pemerintah baru Yunani terbentuk, budget defisit >10%. Karena skandal EuroStat, Pemerintah Yunani tdk dipercaya pasar lagi
10. Akibatnya lelang Bond Yunani tdk laku bila tdk disertai bunga lbh tinggi. Padahal makin tinggi bunga, makin berat beban Yunani
11. Yunani minta tolong Uni-Eropa & janji akan potong defisit budget. Eropa mau menolong, tp tidak satu suara. Perancis vs. Jerman
12. Perancis ingin internal Eropa, tdk ada pihak luar. Jerman ingin IMF dilibatkan, spy ada yg obyektif mengawasi budget Yunani
13. Merkel, PM Jerman dpt tekanan dlm negeri, krn bailout Yunani ongkos terbesarnya akn ditalangi Jerman sbg ekonomi terbesar Eropa
14. Perancis akhirnya setuju IMF dilibatkan sbg cadangan, hny dg cara itu Jerman mau ikut bantu, kendati dlm negeri Jerman ngedumel
15. Terjd pemotongan budget Yunani. Rakyat Yunani protes & mogok terutama PNS-nya. Ekonomi melambat pdhl utang makin membengkak
16. Angka budget terakhir, ternyata defisit > dr dugaan. Pasar bond makin tdk percaya pd Pemerintah Yunani. Harga Bond Yunani anjlok
17. Yunani pny utang jatuh tempo tgl 19 Mei 2010, agaknya tdk punya uang buat melunasi. Lembaga rating S&P menurunkan peringkat Yunani
18. PM Yunani minta tolong Eropa agr bailout segera diaktifkan. Masalahnya, ada bbrp negara punya masalah mirip dg Yunani
19. Negara2 itu adlah: Portugal, Spanyol, & Italia. Disebut sbg PIGS / nama sopannya Club Meds - krn dekat pantai Mediterania
20. Oleh EuroStat ternyata ketahuan Portugal jg menyembunyikan budget defisit. Pasar bereaksi negatif thdp bond Portugal
21. Timbul masalah baru, kalau Yunani dibailout, maka Portugal & Spanyol pun harus ikut dibail out. Mau pake duit siapa?
22. Walaupun Yunani cuma 2% PDB Eropa, tp Spanyol ukuran negaranya 4x Yunani. Hampir pasti Jerman ogah talangin yg lebih besar lagi
23. Ada bebrp skenario: PIGS ditendang keluar atau Jerman check-out dr Euroland. Dua2-nya jelek. Kepercayaan thdp Euro jeblok
24. @w_reksa: uang hasil penjualan bond ini paling besar digunakan untuk sektor mana? Untuk gaji & bonus+tunj. sosial PNS+Pensiunan Yunani
25. Yg gilanya adlah: Bank2 Yunani dipaksa pemerintah Yunani utk beli Bond Yunani. Kalau bond Yunani default, bank-nya bisa kolaps
26. Dari pernyataan perating S&P, bila terjadi default (gagal bayar) pemegang bond Yunani bisa kehilangan sekitar 30-40% dr nilai bond
27. @benhan: Kalo Yunani tidak dibail-out apa pengaruh paling signifikan terhadap ekonomi Europe?Neraka. Krn bank2 Eropa pd pegang Bond Yunani!
28. Kenapa Perancis paling ngotot mau bailout Yunani? Krn bank2 Perancis pegang €75,7 Milyar Bond Yunani. Bs lihat di sini: http://bit.ly/9NhfdO
29. Jd, Perancis ingin Yunani dibailout agar Bank Perancis selamat - tp bailoutnya pake duit Jerman. Nah, ngerti kan gimana kesalnya Jerman?
30. Yg tragis IMF. Kenapa? Karena Yunani anggota IMF, jd tdk bisa ditolak kl minta bantuan. Repotnya, IMF pasti akn jd bulan2an politik se Eropa
31. Bantuan IMF bunganya plg murah tp syaratnya paling ketat. EU bunganya lebih mahal, syaratnya lbh longgar. Kalo gagal siapa yg disalahin?
32. Dlm 6 bln lg dijamin akan bnyk yg ngomong kata "Neolib, IMF, Yunani, Krisis" - dlm satu kalimat, tanpa peduli soal proses & latar belakang
7:27 PM | | 1 Comments
Bagaimana saya akan memilih
Hingar bingar pemilihan presiden rasa rasanya semakin nyaring akhir akhir ini, setidaknya di telinga saya yang tidak biasa dengan nyinyirnya para politikus yang berakrobat saling sikut dan saling injak, kadang lucu kadang pula membuat mual.
Ditambah lagi dengan era informasi yang semakin cepat isu isu bersliweran, tidak jelas hitam dan putihnya, tidak jelas pula siapa pengarangnya, sisi positif dari informasi yang begitu bebas,saya tidak kekurangan informasi untuk menilai lebih jernih, walau negatifnya, saya bisa merangkai ide yang salah, akhirnya menuju pada kemungkinan non-linearitas akibat yang berujung pada multiple equilibria. Saya beruntung punya banyak kawan yang berbeda beda info-nya, ada wartawan, ada dari LSM, jadi tidak pernah kekurangan gosip, walau gosip yang tidak jelas ini memang kadang membuat resah.
Ada gosip pemimpin sekarang hanya pencitra, padahal serigala berbulu domba, ada juga gosip para penantang itu orang suci, ada juga ide kalo sebagian dari incumbent itu benar sebagian lain nya setan, makanya pilih sebagian saja, ada lagi yang bilang penantang itu keduanya setan biang kerusuhan.
Seorang kawan kesal betul dengan salah satu kandidat, yang katanya hanya getol dengan pencitraan. Oleh karenanya menurutnya lebih baik memilih yang lain, saya melihat tidak hanya satu capres-cawapres, melainkan semua penguasa mencitrakan diri dengan harapan semu. Tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Di Indonesia satu mencitrakan sebagai ksatria non-KKN, yang satu mencitrakan sebagai ratu adil kaya yang membuat semua manusia kaya raya, yang satu lagi mencitrakan seperti nabi, pedagang yang beristri shalehah, kalo saya memang ingin menolak citra, maka saya harus menolak semuanya.
Orang sosialis menolak liberalisme dengan ketidak adilan, padahal tidak pernah ada jaminan seorang santo sosialis akan tetap adil dan lurus ketika berkuasa, sejarah mencatat kekuasaan tidak pernah membuat orang menjadi lebih bersih dan suci atau lebih adil. Sebagai pelajar ekonomi, saya juga percaya opportunity cost dari semua, begitu juga memilih penguasa
Dalam ilmu ekonomi kemampuan manusia untuk menebak perilaku orang lain sangat penting sehingga saya sebagai individu tidak kehilangan kesempatan untuk peningkatan utilitas saya. Oleh karenanya kemampuan untuk me-rule out non-credible threat juga menjadi sangat penting, sayang saya buta politik. Akhirnya saya hanya berani menilai dari tim ekonominya tapi dari sisi ini, penilaian saya menderita subjectivity bias, karena nomer satu jelas dicoret, nomer tiga juga tim sukses ekonominya sejak lama saya gak percaya.
itulah kenapa beberapa hari ini saya menikmati betul bacaan "complete guide for the prince of machiavelli for idiots" yang saya kumpulkan dari berbagai varian mengunduh dari om google. Sembari menikmati summer yang menyengat dan dua tumpuk "coni medi" gelato tiramisu dan pistacchio buatan juragan eskrim giolotti di sudut dekat pantheon roma.
tulisan machiavelli membuat saya memahami bagaimana politik dan penguasa bertindak dalam mempertahankan kekuasaan. Bahwa penguasa pada hakekatnya adalah penipu yang akan bergerak seefektif mungkin demi mencapai utilitas pribadinya. Peran social benevolant hanya target antara mencapai first best utility mereka yang tak mampu tercapai tanpa berkuasa. The prince dan Discorsi adalah karya fenomenal yang mengungkap perilaku penguasa dimana demokrasi masih muda, dan pemilihnya adalah anak anak yang senang ditipu dengan kata kata manis. Discorsi mengungkap peran para senator, yang seharusnya menjadi agen "check and balances", malah menjadi boneka dari utilitas golongan dan bukan utilitas semua.
dengan begini saya merasa bisa melihat lebih baik dan mampu me-rule out smua gosip gosip yang ada, karena semua gosip hanya pencitraaan yang sepihak, dan statis. Pencitraan pencitraan yang mengeksploitasi harapan plato dan aristoteles, bahwa welfare state rekaan mereka akan selalu terwujud, pencitraan bahwa akan ada penguasa yang suci seperti turun dari langit dan pembawa wahyu dan obat mujarab segala masalah.
Saya tidak anti pemerintahan, saya cuma memilih berhenti melihat citra, berhenti berharap bahwa politikus akan jadi orang suci suatu hari, saya memilih melihat outcomes, output akhir. Saya memilih untuk tidak ditendang kesana kemari layaknya bola, dengan isu isu norak atau ide malaikat, saya memilih demokrasi dan pasar, yang akan menendang mereka yang pernah benar ketika outputnya salah, dan membenarkan yang outputnya benar walaupun dulu berlaku sesat.
11:27 AM | Labels: igauan, non economics | 1 Comments
Sok Tahu
ada dua macam penyebab orang jadi sok tahu; satu, karena sudah teralu banyak belajar
kedua, karena tidak belajar. Yang satu belum tau semuanya, yang kedua gak tau apa apa.
keduanya salah, karena ilmu itu bukan titik, tapi garis.
Satu satunya kebenaran mutlak adalah pencarian.
12:31 AM | Labels: igauan | 0 Comments
Kemakan omongan sendiri, capek deh...
mari tertawa sebelum tertawa dilarang, mau ketawa?, baca ini
lah yang sedari awal bikin dikotomi dikotomi gak jelas bukannya sampeyan?
tertawalah dunia, tertawalah :)
2:19 AM | Labels: igauan | 0 Comments
Pro-rakyat vs Ekonomi kerakyatan , benarkah neolib setan?
Pemilu Pilpres kali ini memang luar biasa, perdebatan baik yang produktif dan tidak produktif mendominasi media masa dari Koran hingga facebook, topiknya pun bervariasi dari perdebatan agama hingga hankam. Temanya pun selalu menarik walaupun kadang tidak substantif.
Di ekonomi, debat yang menyita tenaga dan cenderung mempertunjukan egoisme adalah kerakyatan vs neolib a.k.a saling tunjuk dan saling klaim menjadi "angels and demons". Padahal perdebatan ini tidak pernah ada di literatur ekonomi, bahkan kedua term ini cenderung tidak jelas kelaminnya. Term washington consensus dilahirkan oleh Williamson yang menyarankan beberapa poin penting demi menyelamatkan kolaps nya perekonomian negara amerika latin, intinya adalah penghematan pengeluaran pemerintah, pengurangan beban dari BUMN yang tidak produktif, dan perbaikan kebijakan moneter yang menjamin tersedianya modal bagi ekonomi, yakni investasi dan pasar modal. Term ini yang "disalah gunakan" oleh para politisi untuk menghasilkan term neolib.
Washington consensus sendiri ditujukan bagi negara yang sedang gonjang ganjing dan nyaris bangkrut, seperti yang dikatakan williamson sendiri, washington consensus adalah anjuran bagi perbaikan kesehatan ekonomi, sama sekali bukan meminimalkan peran negara dalam semua lini,tetap masih ada peran negara yang proporsional. Dalam keadaan negara terbelenggu hutang dan paceklik pendapatan seperti negara latin, adalah wajar jika anjurannya adalah untuk berhemat.
Washington consensus adalah saran pilihan kebijakan yang sama sekali berbeda dengan neolib yang lebih ke tataran "konsep" individualisme, kebebasan individu, dan hak milik. Neolib adalah konsep bahwa individu bertanggung jawab atas miliknya sendiri, dan negara tidak berhak ikut campur untuk mengatur individu.
permasalahan mendasar dari segala kerumitan ini adalah, kita pernah mengalami mimpi buruk di kala krisis, IMF yang bertugas membantu menyehatkan perekonomian
sedikit "khilaf" dalam mengeneralisasi masalah. Sebenarnya kebijakan apapun pasti menghasilkan konsekuensi, sayangnya biaya yang dibayar dikala itu menjadi terlalu besar.Ibaratnya ketika tubuh didiagnosa diabetes akut, dan amputasi menjadi saran , sedangkan si dokter tidak menganalisa efek psikologis yang timbul ex-post si pasien menjadi suka mabuk mabukan dan stress, akibatnya kesehatan pun menurun drastis. Padahal jika saja amputasi tidak dijalankan segera, kesehatan si pasien juga tidak terlanjur baik, bahkan vulnerable, karena diabetes akut akan sulit menyembuhkan luka, tertusuk duri saja resiko nya bisa maksimal.
Seperti analogi dilema dokter diatas, permasalahannya adalah tidak terintegrasinya unit pemulihan dan unit reaksi cepat, kemampuan untuk mengatasi efek negatif dari kebijakan struktural di atas. Ini yang rodrik (Prof Ekonomi Harvard) analogikan sebagai "institution", bagaimana sebuah negara mampu mengatasi konflik sosial yang (mungkin) terjadi ketika negara terpaksa tidak mampu lagi menanggung beban yang kian berat. Rodrik lebih lanjut menawarkan konsep "augmented washington consensus", yang merupakan kebijakan makroekonomi yang didukung dengan kemampuan redistribusi pemerintah ke bagian dari warga negara yang akan paling rentan terpukul. Semakin baik kebijakan redistributif pemerintah semakin mampu pemerintah fleksibel dalam mengatur perannya dalam perekonomian.
Bagaimana dengan Indonesia? saya merasa lebih tepat negara kita sudah melangkah lebih maju dalam mendekati konsep Dani Rodrik, kebijakan anti korupsi,dan berbagai konsep redistribusi sudah di jalur yang benar,perlu perbaikan? tentu saja.
orang orang yang senang memaki neolib dengan pemahaman terbatasnya mencampur adukan kapitalisme,liberalisme,Hutang-isme melawan Nasionalisme,Sosialisme, kerakyatan-isme dan segala tetek bengek isme isme yang tidak aplikatif dan jargon semu.
Ekonomi kerakyatan yang berbasis pertanian dianggap seperti (calon) malaikat,padahal konsep ini mengandung resiko besar. Ketika semua beban ditanggung negara, negara akan secara subjektif memilih beban mana yang akan ia tanggung, lebih buruk lagi sebagai alternatif ketika semua beban sedemikian berat hingga negara itu jatuh,terpuruk dan tak mampu bangkit lagi.
"sistem ekonomi yang baru" ini penuh mimpi indah yang membuat orang lupa satu hal,satu mimpi buruk yang selalu menjadi momok bagi para ekonom : -inflasi- pajak yang tidak pandang bulu, bahkan cenderung lebih besar pada yang miskin di banding yang kaya. Omong kosong jika seseorang yang beretorika pro-miskin dan pro-rakyat jika di setiap pidatonya tidak disebut sebut bahaya inflasi. Inflasi tidak hanya membuat orang menjadi makin miskin dari waktu ke waktu, tapi kebijakan distributif pemerintah juga menjadi tidak efektif dan hanya memperparah masalah. Berapapun uang yang dihamburkan ke nelayan dan petani tidak akan efektif selama harga beras dan minyak tidak stabil.
yang lucu, ada pasangan cawapres dan capres yang katanya pro rakyat tidak mengerti masalah ini. (1) menolak BLT yang katanya hanya permen, (2) menolak modal asing katanya hanya hot money, (3)ekonomi kerakyatan yang hanya nelayan dan petani
BLT itu hak warga negara miskin, dan cermin redistribusi pemerintah, Modal asing itu penting buat stabilisasi nilai tukar dan inflasi, Sedangkan kebijakan yang hanya memikirkan harga beras naik, bukan hanya tidak efektif buat para petani, tapi juga menambah rakyat miskin (petani dan non petani) semakin banyak karena inflasi yang selalu seiring dengan harga bahan pokok.
menarik,sekarang orang bebas memperdebatkan isu isu sensitif dan "ide ide besar". Yang memprihatinkan sebenarnya bukan perdebatannya, tapi "ilmu berdebat" dan pengertian tentang esensi apa yang diperdebatkan.
Seperti halnya menonton film "Angels and Demons", akan lebih baik kita melihat di sisi yang lebih luas tanpa menilai mana yang "demons" mana yang "angels", mari menilai dari mata yng jernih,maka kebenaran akan menampakkan dirinya dalam waktu dekat karena kebenaran itu tidak memihak.
11:08 PM | Labels: economic development | 31 Comments
Wawancara yang membuat mendung
Matahari masih bersinar terang di musim panas di Roma sore itu, tapi mendung nampaknya bakal terus menghantui Indonesia. Dari siaran tunda youtube seorang cawapres baru saja di sebuah stasiun swasta berkoar dengan jargon ekonominya penuh semangat, tampak sedikit frustasi dan dengan penuh percaya diri menunjuk angka angka sunyi di setumpuk kertas yang ia bawa.
Sayang seribu sayang, angka angka itu tidak hanya sunyi,tapi juga bisu, seandainya angka angka itu bisa bicara,mereka akan tertawa dan berteriak protes tak kalah penuh semangat. Seorang cawapres yang katanya jika menang akan membawa Indonesia meraih 12 persen pertumbuhan ekonomi, seorang pengusaha kaya, seorang yang pernah bersinar terang di karir militer, sekarang dengan mudahnya ditertawakan oleh angka angka.
betapa tidak? saya saja yang sedang belajar ekonomi haqul yakin kalo cawapres ini keliru. saya bahkan tak sanggup tertawa, hanya melongo,sedikit tidak percaya. Bukankah ada tim ekonomi yang harusnya "mendikte" apa yang mesti dibicarakan?
titik pertama kemelongo-an saya adalah ketika cawapres ini menunjuk pada angka impor-ekspor, yang katanya selalu positif, sedangkan cadangan devisa kita yang tidak kemana mana. Masa tidak ada yang jelaskan pada beliau kalo yang dia tunjuk itu "current account", bukan "balance of payment", mungkin dia mau merujuk pada capital account kita ketika dia menyebut dana kita lari keluar negeri. well dia mesti tanya pada temannya sarjana akuntansi, apa arti balance, dan tanya ke ahli ekonomi publik kenapa balance of payment selalu diupayakan berimbang. oh ya tanya juga pada obama, kenapa ketika current account nya amerika selalu negatif, mereka tetap adem ayem? Saya gak percaya dengan menjadi pengusaha yang ekstraktif melulu beliau bisa mandi uang kayak paman gober, tidak mungkin di balance of paymentnya beliau tidak ada duit yang dia simpen di tempat lain. Nah ini kan namanya lempar batu sembunyi tangan.
kemelongo-an saya kedua ketika dia bicara tentang growth, yang dicampur campur dengan elastisitas pengangguran. Pengertian saya tentang growth, pertumbuhan, adalah ketika faktor pendukung "tumbuh" lebih baik daripada faktor perusak. Ekonomi akan tumbuh ketika kapital tumbuh lebih cepat daripada tumbuhnya tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja.
"Tumbuh" tidak hanya berarti "menambah kuantitas" barang modal dan produksi, karena juga berarti "kualitas". Kuantitas akan menukik turun karena tambahan return yang dibutuhkan barang modal semakin berkurang. Tumbuh berarti, tambahan modal harus lebih dari menutupi biaya untuk mengganti modal yang sudah obsolete, mengganti biaya pembentukan pabrik pabrik baru untuk pekerja baru, dan mengganti biaya menyediakan "new tools" untuk para "new breed of workers", yang kebetulan memiliki skill yang berbeda dari generasi sebelumnya. Nah rencana cawapres ini adalah membuat growth 12 persen dengan membongkar hutan hutan di kalimantan dan papua untuk membuat untuk lahan pertanian, yang katanya kita masih punya keunggulan komparatif.
satu, pak cawapres mesti baca paper dari jagdish bhagwati yang merujuk pada "immiserizing growth", growth yang membuat sengsara. Membangun negara dengan dasar pertanian yang membabi buta akan mengurangi kemampuan negara ini berkompetisi. Di kala negara lain menjual chips komputer,video game, pesawat hercules dan sukhoi kita akan menjual beras, jagung dan ketan. Sayangnya kemampuan manusia makan terbatas,banyaknya uang tidak serta merta membuat kita makan jagung lebih banyak. Akibatnya kita menjual barang yang secara rata rata nilainya lebih rendah daripada barang modal,jika kita berdagang kita akan rugi.
kedua, generasi yang ada sekarang punya karakter yang berbeda dari generasi jaman pak harto dulu, jumlah tenaga kerja terdidik semakin meningkat,mustahil mewajibkan mereka menjadi "romusha", orang sekarang bebas memilih lapangan kerja nya sendiri. Seorang lulusan akademi perbankan misalnya, tidak serta merta akan bersedia bekerja di pertanian atau pekerjaan ekstraktif lainnya, seorang doktor ilmu pertanian akan lebih berguna jika disediakan balai pelatihan yang mumpuni, yang solusinya bukan saja dengan membuka lahan. Fokus di pertanian bisa,tapi tolong kualitas growthnya jangan dilupakan, tentu saja jangan terlalu banyak bongkar hutan, kasian anak anak kita nanti bernapas aja susah.
ketiga, apa otonomi daerah dipandang omong kosong? hendak kembalikah kita ke jaman
ekonomi terpimpin, yang semua orang didikte untuk membuat produk, menjual barang yang negara inginkan? apakah kita akan kembali ke era bupati bupati menjilat pantat eksekutif tanpa perduli pendapat rakyatnya lagi?
keempat, saya suka bingung dengan komentar para cawapres dan capres yang menyerang kebijakan neolib, disangkut pautkan dengan pasar modal. Pasar modal katanya setan amerika, sedangkan pertanian adalah sektor yang memenuhi asas kekeluargaan dan gotong royong. Fokus pada industri ekstraktif pertanian bakal menarik para pekerja di sektor jasa yang malah akan membuat sektor finansial kita semakin terpuruk. Susah kalo orang hanya membayangkan pemulung,pekerja kasar dan penjual tanah abang ketika menyebut rakyat. Apa para pekerja di sudirman itu bukan rakyat? pekerja pekerja berdasi itu bukan rakyat?
kemelongo-an saya yang ketiga ketika sang pewawancara panda nababan bertanya "selama ini bapak kan teori teori saja, tidak ada implementasinya" sang cawapres segera membantah, saya setuju,tolong jelaskan teori yang mana saudara panda nababan?
saya melihat cawapres ini seperti anak kecil yang melihat ibunya membuat kue, dengan alam fantasi kanak kanaknya, cita citanya adalah membuat kue raksasa sebesar rumah,sayang dia tidak mengerti esensinya membuat kue. Pengambil kebijakan publik itu seperti pembuat kue, yang penting bukan besarnya kue, tapi bagaimana racikan adonan, kekuatan mengocok, dan lamanya menyimpan dioven bisa membuat adonan "mengembang" sedemikian rupa, tapi juga mesti hati hati jangan sampai gelembung kue itu tidak pecah di mukanya sendiri.
Mungkin cawapres ini mesti baca tulisan teguh dartanto di tempo, yang mengkritik lemahnya janji surga politikus, smoga saja dia akhirnya bisa menertawakan dirinya sendiri.
6:31 PM | Labels: economic development, igauan | 0 Comments
Labelisasi : sejarah yang berulang
warteg shinta 22/05/2009
X : eh tau gak buku baru tentang bhineka tunggal ika?
Y : oh ya baru baca, tentang gerakan ambil alih mesjid itu ya?
X : hooh, bener gak ya?
Y : ah itu gua gak tertarik, yang lebih menarik tentang "sejarah" masuknya ke indonesia lebih lebih kampung halaman gua disebut sebut
X : tuanku nan renceh itu ya?
Y : yup,sang panglima harimau nan salapan..
X : Kenapa menarik?
Y : lebih tepatnya lucu,kok smua tentang isme isme yang berkembang selalu gitu nasibnya.
X : maksudnya?
Y : liat tuh wahabisme, datangnya dari luar indonesia, bikin kontroversi,yang berbeda (non wahabi) dibilang kafir,bahkan dihukum mati. Kata buku itu tuanku nan renceh itu bahkan ga terbukti pernah ke mekah, tapi radikalisme nya lebih lebih dari yang pernah belajar wahabi di mekah.
X : apa yang menarik dari situ?
Y : oh justru sangat menarik, liat kenyataannya sekarang,sebenernya di Indonesia sekarang juga lagi ada virus baru, ekonomi kerakyatan, alias sosialisme terselubung.
X : kok sosialisme?
Y : kenapa sosialisme? karena yang diserang itu itu saja, liberalisme, amerika,keterbukaan dan asing. Apa urusannya ekonomi rakyat diseberangkan dengan liberalisme? china dan India lebih terbuka dari indonesia, rakyat nya lebih tajir
X : he?
Y : ekonomi kerakyatan itu yang buat rakyat lebih baik, ya toh? kalo liberalisme jadi anti-thesis harusnya rakyat di china dan india gak lebih baik dong? anti-thesisnya liberalisme ya sosialisme, full proteksi.
X : hubungannya dengan tuanku nan renceh?
Y ; Loh belum nyambung to?
X : gini,sosialisme dari soviet,luar indonesia, semua yang gak setuju dengan prinsip sosialisme dianggap antek asing, bukan pro-rakyat, kapitalis, lintah darat, dll. Yang paling lucu juga kebanyakan pendukung juga belum pernah mengalami sendiri sosialisme ini.
X : belum pernah?
Y : ok jaman soekarno pernah, inflasi sampe beratus ratus persen, tapi kan orang udah gak inget, sejak jaman soeharto sosialisme gak pernah dipake lagi sejak soviet dan kolaps
X : hmm mirip juga ya nasibnya..
Y : satu yang beda, ekonomi itu bukan agama, ilmu ekonomi itu logika dan data,oleh karenanya berhak dipertanyakan, orang bebas untuk berbeda
11:11 AM | Labels: igauan | 0 Comments