Kepercayaan
Baru baru ini, gue coba acak acak blog kawan kawan yang harus diakui secara semantik sangat menyenangan dibaca dan sangat produktif, hmm..there are many interesting stuff, indeed...Salah satunya membahas tentang kepercayaan akan teman, yang lain melihat pasangan sering kali menghianati kepercayaan lawan jenisnya..walau dengan hal yang sepele dan bahkan tak pernah terpikirkan.
Ah apa artinya sih kepercayaan..sampai sampai indikator makroekonomi harus masuk juga tingkat kepercayaan investor, yang dicerminkan oleh rating bonds, atau kepercayaan rakyat dengan ekspektasi inflasi yang berlebihan ( lho katanya BI cukup credible, dan pengamat pasar sangat percaya ama tindakan BI dalam meredam inflasi?, confusing)
Kepercayaan presiden terhadap kabinet pembantunya juga jadi isu penting baru baru ini, seberapa besar sih indkator kepercayaan presiden terhadap pembantunya, hingga hanya menyelenggarakan reshuffle terbatas. Kenapa Mentri yang tidak disukai publik malah masih dipercaya oleh presiden..kenapa kepercayaan presiden dan rakyat berbeda?
lebih jauh lagi kenapa kepercayaan antar individu berbeda? mengapa di desa desa sekarang dana pinjaman dari negara donor semakin tak effektif? kenapa dana BLT tidak bisa turun 100% ke masyarakat ? kenapa setelah dana bos digulirkan, murid SD Negeri masih harus bayar 200rb per semester? apa masyarakat desa yang katanya masih lugu itu masih bisa dipercaya? apakah pendidik tanpa tanda jasa sekarang tinggal nama bagusnya saja?
pertanyaan yang lebih penting, apakah memang kita layak saling percaya? atau kah kita selalu harus saling curiga?
waspada, dan bergaerak maju, itu filosofi perang, dalam pasar yang kompetitif kita wajib menjalankan kode etik perang...tapi tetap saja masih saja ada unsur saling percaya, bagi jurnalis dan juru tulis, serta juru obat, mereka sajalah yang bisa dipercaya
kenapa? karena mereka tak ada conflict of interest? dunia belantara ekonomi ini memang ada yang namanya penyeimbang market failure, macam juru obat, dia membantu yang harus dibantu, karena kawan sekitar terlalu sibuk menyelamatkan nyawa.
pemerintah lah namanya..tapi benarkah ia benar benar free of conflict of interest?
Diskusi dengan kawan kemarin, dimana politik kini telah memberangus economic thought,
sekarang pantaskah kita masih percaya pada Pemerintah?
Mahadaya pasar !!!
(to be continued...)
Ah apa artinya sih kepercayaan..sampai sampai indikator makroekonomi harus masuk juga tingkat kepercayaan investor, yang dicerminkan oleh rating bonds, atau kepercayaan rakyat dengan ekspektasi inflasi yang berlebihan ( lho katanya BI cukup credible, dan pengamat pasar sangat percaya ama tindakan BI dalam meredam inflasi?, confusing)
Kepercayaan presiden terhadap kabinet pembantunya juga jadi isu penting baru baru ini, seberapa besar sih indkator kepercayaan presiden terhadap pembantunya, hingga hanya menyelenggarakan reshuffle terbatas. Kenapa Mentri yang tidak disukai publik malah masih dipercaya oleh presiden..kenapa kepercayaan presiden dan rakyat berbeda?
lebih jauh lagi kenapa kepercayaan antar individu berbeda? mengapa di desa desa sekarang dana pinjaman dari negara donor semakin tak effektif? kenapa dana BLT tidak bisa turun 100% ke masyarakat ? kenapa setelah dana bos digulirkan, murid SD Negeri masih harus bayar 200rb per semester? apa masyarakat desa yang katanya masih lugu itu masih bisa dipercaya? apakah pendidik tanpa tanda jasa sekarang tinggal nama bagusnya saja?
pertanyaan yang lebih penting, apakah memang kita layak saling percaya? atau kah kita selalu harus saling curiga?
waspada, dan bergaerak maju, itu filosofi perang, dalam pasar yang kompetitif kita wajib menjalankan kode etik perang...tapi tetap saja masih saja ada unsur saling percaya, bagi jurnalis dan juru tulis, serta juru obat, mereka sajalah yang bisa dipercaya
kenapa? karena mereka tak ada conflict of interest? dunia belantara ekonomi ini memang ada yang namanya penyeimbang market failure, macam juru obat, dia membantu yang harus dibantu, karena kawan sekitar terlalu sibuk menyelamatkan nyawa.
pemerintah lah namanya..tapi benarkah ia benar benar free of conflict of interest?
Diskusi dengan kawan kemarin, dimana politik kini telah memberangus economic thought,
sekarang pantaskah kita masih percaya pada Pemerintah?
Mahadaya pasar !!!
(to be continued...)
5:32 PM
|
|
This entry was posted on 5:32 PM
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment