Labelisasi : sejarah yang berulang
warteg shinta 22/05/2009
X : eh tau gak buku baru tentang bhineka tunggal ika?
Y : oh ya baru baca, tentang gerakan ambil alih mesjid itu ya?
X : hooh, bener gak ya?
Y : ah itu gua gak tertarik, yang lebih menarik tentang "sejarah" masuknya ke indonesia lebih lebih kampung halaman gua disebut sebut
X : tuanku nan renceh itu ya?
Y : yup,sang panglima harimau nan salapan..
X : Kenapa menarik?
Y : lebih tepatnya lucu,kok smua tentang isme isme yang berkembang selalu gitu nasibnya.
X : maksudnya?
Y : liat tuh wahabisme, datangnya dari luar indonesia, bikin kontroversi,yang berbeda (non wahabi) dibilang kafir,bahkan dihukum mati. Kata buku itu tuanku nan renceh itu bahkan ga terbukti pernah ke mekah, tapi radikalisme nya lebih lebih dari yang pernah belajar wahabi di mekah.
X : apa yang menarik dari situ?
Y : oh justru sangat menarik, liat kenyataannya sekarang,sebenernya di Indonesia sekarang juga lagi ada virus baru, ekonomi kerakyatan, alias sosialisme terselubung.
X : kok sosialisme?
Y : kenapa sosialisme? karena yang diserang itu itu saja, liberalisme, amerika,keterbukaan dan asing. Apa urusannya ekonomi rakyat diseberangkan dengan liberalisme? china dan India lebih terbuka dari indonesia, rakyat nya lebih tajir
X : he?
Y : ekonomi kerakyatan itu yang buat rakyat lebih baik, ya toh? kalo liberalisme jadi anti-thesis harusnya rakyat di china dan india gak lebih baik dong? anti-thesisnya liberalisme ya sosialisme, full proteksi.
X : hubungannya dengan tuanku nan renceh?
Y ; Loh belum nyambung to?
X : gini,sosialisme dari soviet,luar indonesia, semua yang gak setuju dengan prinsip sosialisme dianggap antek asing, bukan pro-rakyat, kapitalis, lintah darat, dll. Yang paling lucu juga kebanyakan pendukung juga belum pernah mengalami sendiri sosialisme ini.
X : belum pernah?
Y : ok jaman soekarno pernah, inflasi sampe beratus ratus persen, tapi kan orang udah gak inget, sejak jaman soeharto sosialisme gak pernah dipake lagi sejak soviet dan kolaps
X : hmm mirip juga ya nasibnya..
Y : satu yang beda, ekonomi itu bukan agama, ilmu ekonomi itu logika dan data,oleh karenanya berhak dipertanyakan, orang bebas untuk berbeda
11:11 AM
|
Labels:
igauan
|
This entry was posted on 11:11 AM
and is filed under
igauan
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
0 comments:
Post a Comment